Feb 23, 2013

Berbakti kepada orang tua



In the name of Allah The most gracious The most Beneficent

Sobat. Orang tua adalah orang yang patut kita sayangi dan cintai. Karena mereka adalah orang yang mengasuh, merawat, membesarkan dan mendidik kita. Karena itu, ane paling gasuka sama orang yang menyebut orang tuanya dengan sebutan “Nyokap – Bokap”. Mengapa? Setelah segala jasa orangtua terhadap kita, lantas kita seenaknya menyebut mereka dengan sebutan yang tidak baik!?
Itu tadi adalah cara ane menghargai orang tua ane, walaupun tidak dapat membalas segala jasanya, ane masih dapat menunjukan hormat ane kepada orang tua.
Bagaimana contoh berbakti kepada orang tua oleh para Salaf? Inilah contoh dari para Salaf:
·  Ibnul Munkadir
 Ibnul Munkadir berkata : “Saudaraku ‘Umar menghabiskan malamnya dengan shalat, tapi aku menghabiskan malamku dengan mengurut kaki ibuku. Dan malamku dengan seperti itu lebih aku sukai dari malam saudaraku itu.”
(Dari kitab Siyar A’lamin Nubala’ 5/405)
·  Ibnul Hasan At Tamimi
Ibnul Hasan At Tamimi ingin membunuh seekor kalajengking tapi ternyata hewan itu masuk ke lubang. Maka Ibnul Hasan memasukkan jarinya ke lubang itu untuk membunuhnya, akhirnya dia disengat. Maka ada yang bertanya kepadanya. Dia menjawab : “Aku takut kalau hewan itu keluar dan menyengat ibuku.”
(Siyar A’lamun Nubala’ 541)
·  Ibnu ‘Aun Al Muzani
Ibnu ‘Aun Al Muzani pernah dipanggil ibunya maka suaranya mengalahkan suara ibunya (lebih tinggi). Karena perbuatan tersebut, dia membebaskan dua budak. Qurrah bin Khal berkata : “Kami ketika itu kagum kepada sifat wara’-nya Muhammad bin Sirrin, maka perbuatan Ibnu ‘Aun membuat kami lupa kepadanya.”
(Tahdzib Siyar A’lamin Nubala’ 544)
·  ‘Abdullah bin Ja’far bin Khaqun Al Marwadzi
‘Abdullah bin Ja’far bin Khaqun Al Marwadzi berkata : “Aku hendak keluar (setelah mengumpulkan hadits Bashrah) namun ibuku melarangku. Maka aku taat padanya sehingga aku diberkahi karenanya.”
(Siyar A’lamin Nubala’ 12/145)
·  Abbar
Ja’far Al Khalidi berkata: Abbar adalah seorang ulama hadits di Baghdad dan dia seorang yang zuhud. Suatu saat dia meminta ijin kepada ibunya untuk rihlah (safar menuntut ilmu) ke Qutaibah. Tapi sang ibu tidak mengijinkannya. Kemudian ibunya wafat. Maka mereka mengunjunginya karena itu. Ia berkata : “Ini buah ilmu, yaitu aku memilih ridla ibuku.”
(Siyar A’lamin Nubala’ 13/443)
·  ‘Umar bin Dzarr
Ibnul Jauzi berkata : “Sampai kepada kami cerita tentang ‘Umar bin Dzarr. Ketika anaknya wafat, ada yang bertanya kepadanya : “Bagaimana bakti anak itu padamu?” Dia menjawab : “Kalau di siang hari, dia selalu jalan di belakangku. Dan kalau malam hari dia selalu jalan di depanku. Dia tidak pernah tidur di tempat yang lebih tinggi dariku.”
·  Ibnu Mas’ud
Anas bin An Nadhr berkata : “Ibunya Ibnu Mas’ud meminta air kepadanya di sebagian malam, maka ketika dia datang membawa air dia dapati ibunya telah tidur. Maka dia tetap memegang air di arah kepalanya sampai pagi.”
(Dinukil dari kitab Birul Walidain Ibnul Jauzi halaman 53-55 dan Wabil Walidaini Ihsana halaman 40-43)
Setelah membaca contoh para salaf di atas, kita juga harus menunjukan rasa cinta kita.
Bagaimana? Seperti ini salah satunya:
·  Datangi kedua orang tua kita. (Baik Ibu maupun Ayah)
·  Minta maaflah atas segala kesalahan kita kepada mereka.
·  Cium punggung tangan mereka.
·  Dan katakan, “Ibu, xxxx cinta Ibu karena Allah”
*Merah: Panggilan kita kepada orang tua kita, baik Ibu maupun Ayah.
*Biru: Nama kita.
Co: “Umi, Yahya cinta Umi karena Allah”

Setelah kita melakukan hal diatas, Insya Allah orang tua kita akan bangga kepada kita dan semakin menyayangi kita.

Sekian,
Maha benar Allah atas segala firmannya.


0 komentar:

Post a Comment